erat terus pertemanan pondok Bangil

Kamis, 22 Desember 2011

met hari ibu



Qs  46:15
ووصينا الإنسان بوالديه إحسانا حملته أمه كرها ووضعته كرها وحمله وفصاله ثلاثون شهرا حتى إذا بلغ أشده وبلغ أربعين سنة قال رب أوزعني أن أشكر نعمتك التي أنعمت علي وعلى والدي وأن أعمل صالحا ترضاه وأصلح لي في ذريتي إني تبت إليك وإني من المسلمين
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".
Selamat hari ibu 22 Des 2011

Minggu, 18 Desember 2011

pertemuan Bangil
















pertemuan alumni pesantren persis bangil, minggu 18 Des 2011, di kediaman Chizanatul Churriyah, Jarata





kel Nikmatul Mazidah




pertemuan rutin


terima kasih atas kehadiran alumni pesantren Persis Bangil,  pada petrtemuan rutin bulanan  :
Hari/tanggal        : Minggu 18 Des 2011
Tempat              : Kediaman Chizanatul Churriyah ( Huri)
                           Lor Caraka Buwana No 30 Rt 05/06 Cipadu Jaya, Kreo.
kepada yang belum datang, kangenan selanjutnya di Serang Banten, 21 Januari 2012.


Kamis, 03 November 2011

silaturrahmi qurban

terima kasih kepada seluruh alumni atas partisipasinya dalam " silaturrahmi Qurban di Pesantrenku Persis Bangil " semoga membawa keberkahan... " Selamat Idul Adha 1432 H, ma'af lahir bathin"

Senin, 24 Oktober 2011

Ahmad Hassan, Sang Guru Utama Persis

Ahmad Hassan, Sang Guru Utama Persis

Oleh : Nidia Zuraya

Pemikirannya yang kritis dan tajam, kerap berlawanan dengan mayoritas pandangan ulama tradisional.

AHMAD HASSAN atau A Hassan adalah salah satu tokoh utama organisasi Persatuan Islam (Persis). Sosok ulama yang satu ini tidak hanya dikenal luas di Indonesia, tetapi juga di negeri tetangga Malaysia dan Singapura. Sebagai seorang ulama, Ahmad Hassan dikenal sangat militan, teguh pendirian, dan memiliki kecakapan luar biasa. Pemahamannya dalam bidang ilmu pengetahuan agama, sangat luas dan mendalam.


Dalam buku Yang Dai Yang Politikus: Hayat dan Perjuangan Lima Tokoh Persis karya Dadan Wildan disebutkan bahwa nama Ahmad Hassan yang sebenarnya adalah Hassan bin Ahmad. Akan tetapi, berdasarkan kelaziman penulisan nama keturunan India di Singapura, yang menuliskan nama orang tua (ayah) di depannya, Hassan bin Ahmad lebih dikenal dengan panggilan Ahmad Hassan.

Ia lahir di Singapura pada tahun 1887, berasal dari keluarga campuran Indonesia-India. Ayahnya bernama Ahmad, juga bernama Sinna Vappu Maricar, seorang penulis yang cukup ahli dalam bidang agama Islam dan kesusasteraan Tamil.

Sang ayah pernah menjadi redaktur majalah Nur al-Islam (sebuah majalah sastra Tamil), selain sebagai penulis beberapa kitab berbahasa Tamil dan beberapa terjemahan dari bahasa Arab. Adapun ibu Ahmad Hassan bernama Muznah, yang berasal dari Palekat Madras, tetapi lahir di Surabaya. Setelah menikah, kedua orang tua Ahmad Hassan ini menetap di Singapura.

Masa kecil Ahmad Hassan dilewatinya di Singapura. Ia sempat mengenyam pendidikan sekolah dasar, tetapi tidak sampai lulus. Kemudian ia masuk sekolah Melayu dan menyelesaikannya hingga kelas empat. Ia juga sempat belajar di sekolah dasar pemerintah Inggris sampai tingkat yang sama, sambil belajar bahasa Tamil dari ayahnya.

Saat mengenyam pendidikan di sekolah Melayu inilah ia belajar bahasa Arab, Melayu, Tamil, dan Inggris. Pada usia tujuh tahun, sebagaimana anak-anak pada umumnya, ia belajar Alquran dan memperdalam agama Islam.

Hidup mandiri

Pada usia 12 tahun, A Hassan belajar mandiri dengan bekerja di sebuah toko milik iparnya. Sambil bekerja, ia menyempatkan diri belajar privat dan berusaha menguasai bahasa Arab sebagai kunci untuk memperdalam pengetahuan tentang Islam. Dia juga mengaji pada Haji Ahmad di Bukittiung, dan pada Muhammad Thaib, seorang guru yang terkenal, di Minto Road.

Ahmad Hassan banyak mempelajari ilmu nahwu dan sharaf dari Muhammad Thaib. Sebagai orang yang keras kemauannya dalam menuntut ilmu, ia tidak keberatan jika harus datang dini hari sebelum Subuh. Namun, karena merasa tidak ada kemajuan setelah kira-kira empat bulan belajar nahwu dan sharaf, ia memutuskan untuk beralih mempelajari bahasa Arab pada Said Abdullah al-Musawi selama tiga tahun.

Selain itu, ia juga belajar kepada pamannya, Abdul Lathif (seorang ulama yang terkenal di Malaka dan Singapura), Syekh Hasan (seorang ulama yang berasal dari Malabar), dan Syekh Ibrahim (seorang ulama dari India). Beliau mempelajari dan memperdalam Islam dari beberapa guru tersebut sampai kira-kira tahun 1910, menjelang usia 23 tahun.

Selain memperdalam ilmu agama Islam, dari tahun 1910 hingga tahun 1921, Ahmad Hassan melakukan berbagai macam pekerjaan di Singapura. Dari tahun 1910 sampai tahun 1913, ia menjadi guru tidak tetap di madrasah orang-orang India yang terletak di Arab Street, Baghdad Street, dan Geylang Singapura.

Ia juga menjadi guru tetap di Madrasah Assegaf di Jalan Sulthan. Sekitar tahun 1912-1913, ia menjadi anggota redaksi surat kabar Utusan Melayu yang diterbitkan oleh Singapore Press.

Berbagai pekerjaan lainnya, ia geluti tanpa rasa lelah. Ia pernah menjadi buruh toko, pedagang tekstil, permata, minyak wangi, bahkan menjadi agen distribusi es dan vulkanisir ban mobil. Ia juga pernah menjadi juru tulis di kantor jamaah haji di Jeddah Pilgrims Office Singapura. Selain itu, ia juga menjadi guru bahasa Melayu dan bahasa Inggris di Pontian Kecil, Sanglang, Benut, dan Johor.

Perseteruan kaum muda dan tua

Pada tahun 1921, ia hijrah dari Singapura ke Surabaya untuk meneruskan usaha tekstil milik pamannya. Pada masa itu, Surabaya menjadi tempat pertikaian antara ‘kaum muda’ dan ‘kaum tua’ dalam masalah agama. Kaum muda dipelopori oleh Faqih Hasyim, seorang pendatang yang menaruh perhatian besar dalam masalah keagamaan.

Di Surabaya, Faqih Hasyim memimpin kaum muda dalam upayanya melakukan gerakan pembaruan pemikiran Islam melalui tukar pikiran, tabligh, dan diskusi-diskusi keagamaan. Kaum muda di Surabaya ini mendapat pengaruh pembaharuan Islam dari tulisan-tulisan Abdullah Ahmad, Abdul Karim Amrullah, Zainuddin Labay (ketiganya dari Sumatra), dan Ahmad Surkati (tokoh Persis lainnya).

Dari Kiai Haji Abdul Wahab–seorang ulama di Surabaya yang di kemudian hari menjadi tokoh Nahdlatul Ulama (NU)–ia mengetahui pokok persoalan yang menyulut pertikaian antara kaum muda dan kaum tua. Kiai Wahab mengungkapkan pelafalan ushalli (pembacaan niat dengan bersuara yang dilakukan sebelum shalat) yang dipraktikkan oleh kaum tua sebagai salah satu contoh pertentangan itu.

Kaum muda menolak praktik ushalli ini. Sebab, menurut mereka, tidak ada dasarnya dalam Al-Quran dan hadis Nabi. Dalam pandangan mereka, agar dapat disebut agama, keberagamaan hendaklah didasarkan pada Al-Quran dan hadis sahih. Karena ushalli merupakan hal baru yang diperkenalkan oleh ulama yang datang kemudian dan tidak terdapat dalam kedua sumber hukum tersebut, kaum muda menolaknya dan menilainya sebagai amalan yang tidak perlu dilakukan.

Pembicaraan dengan Kiai Wahab itu, mendorong Ahmad Hassan untuk berpikir lebih jauh tentang masalah tersebut. Setelah melakukan penelitian terhadap Al-Quran dan hadis sahih, ia sampai pada kesimpulan bahwa pendapat kaum mudalah yang benar. Sejak saat itu, ia lebih banyak bergaul dengan Faqih Hasyim dan kaum muda lainnya. Dalam kesempatan lain, ia sering juga bergaul dengan tokoh-tokoh Syarikat Islam (SI), seperti HOS Tjokroaminoto, AM Sangadji, Bakri Suroatmodjo, dan Wondoamiseno.

Bergabung ke Persis

Karena lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berdiskusi dengan kaum muda dan para tokoh SI, usaha dagangnya di Surabaya mengalami kemunduran. Toko yang dikelolanya diserahkan kembali kepada pamannya. Ia kemudian memulai usaha lain dengan membuka perusahaan tambal ban, tetapi tidak lama kemudian tutup.

Melihat hal ini, kedua orang sahabatnya, Bibi Wantee dan Muallimin, mengirimnya ke Kediri untuk mempelajari pertenunan. Memang saat itu di Surabaya banyak pedagang yang membuka perusahaan tenun.

Selesai belajar pertenunan di Kediri, ia kemudian melanjutkan ke sekolah pertenunan pemerintah di Bandung. Di kota kembang ini, ia tinggal di keluarga Muhammad Yunus, salah seorang pendiri Persis (Persatuan Islam). Karena itu pula, ia sering mengikuti pengajian-pengajian dalam lingkungan Persis.

Dengan keadaan itu, tanpa sengaja, Ahmad Hassan telah mendekatkan dirinya pada pusat kegiatan penelaahan dan pengkajian Islam melalui Persis; suatu kegiatan yang tidak ingin ditinggalkannya.

Dengan persetujuan teman-temannya, ia mengalihkan usaha tenunnya di Bandung. Akan tetapi, perusahaan tenun yang didirikannya gagal sehingga terpaksa ditutup. Sejak itulah, minatnya untuk berusaha tidak muncul lagi. Akhirnya, ia mengabdikan dirinya dalam penelaahan dan pengkajian Islam dengan cara berkiprah dalam jam’iyyah Persis. Ia memasuki organisasi tersebut pada 1926, tiga tahun setelah organisasi ini berdiri.

• ed: syahruddin el-fikri

Dari : Islam Digest, Republika, Ahad, 26 September 2010

Selasa, 18 Oktober 2011

Idul Adha 1432 H

Panitia Idul Adha 1432 H
PESANTREN PERSIS BANGIL

Penanggung jawab                      : Mudir Pesantren - Lutfie Abdullah Ismail, Lc
Ketua                                         : Putut Tri Subekti, S.pdi
Kordinator Perlengkapan            : Musta'in
                                                     Mukhtar
Kordinator Penyemblihan            : Salam Russyad
                                                     Ali Roji'un
Kordinator Pendataan                 : Bambang Priyono
                                                     Hartoyo
                                                     Eko Purwohadi
Kordinator Pembungkusan          : Abdul Jabar
                                                     Bahauddin
Korninator distribusi                    : Nur Alimin
                                                     Abu Bakar Siddiq
                                                     Hadi Mulyono
Kordinator Pencucian                  : Rakhmanto Agus
                                                     Khoirul
                                                     Johan
Kordinator Dokumentasi              : Nur Adi Septanto
                                                      Ari Prima Rahmatullah
Pembantu Umum                          : Ari Wildana Sakti
                                                      Maulana Yusuf

Pelaksanaan indahnya berbagi Qurban
Hari/tanggal                                  : Ahad/06 Nopember 2011
Waktu                                          : 08.00 wib - selesai
Tempat                                         : Pesantren Persis Bangil

Mari berbagi, satukan tangan, satukan hati, dan satukan perbuatan, itulah indahnya silaturrahmi Idul Adha 1432 H, Pesantrenku Persis Bangil.


Padukan keikhlasan berqurban ke rek panitia - Putut Tri Subekti
1. BCA Kcp Bangil No : 2251073149
2. BNI kcp Bangil   No : 0170647893

Konfirmasi transper : 0817582971, 081333817345

Sabtu, 08 Oktober 2011

tiga masalah musykernas

setidaknya ada tiga masalah yang perlu mendapat perhatian dan pengkajian dalam musykernas Persis II, yakni masalah pendidikan, dakwah dan ekonomi, demikian ungkap Ketua Umum Persis Prof. M. Abdurrahman, MA dalam sambutannya, di Pesantren Persis Bangil.
Masalah pendidikan lanjutnya,  umat Islam harus berpacu dalam melahirkan kader yang berkulaitas, karena persaingan regional dan global ke depan semakin keras. Persis harus bisa menguasi segala bidang keilmuan dengan baik dengan tidak meninggalkan  akhlakul karimah. masalah dakwah, tugas peran dakwah sekarang ini semakin berat dengan adanya stigma jelek terhadap umat islam karena adanya kekerasan yang mengatasnamakan agama.
Selanjutnya masalah ekonomi, hendaknya umat islam kembali pada dua nilai Islam, prinsip tauhid dan prinsip keseimbangan. Prinsip tauhid mengantarkan manusia meyakini bahwa harta bendanya milik Allah. Sedang prinsip keseimbangan akan mencegah umat Islam pada monopoli ekonomi, penimbunan dan pemborosan sebagaimana yang dijelaskan surat at taubah ayat 34.

Sososk "A. Hasan"

Prof. Dr. A. Syafiq Mughni, MA, yang kini Pimpinan PP Pusat Nuhammadiyah bidang kesra, di Musykernas II mengangkat sosok A. Hasan, sebagai pemancang cara berpikirnya Persis, menurutnya beliau telah diakui sebagai pemikir Persis yang roduktif,  yang selalu mengembangkan gagasannya untuk keagungan umat di masa datang.
Karena itu bagi Persis “A. Hasan memiliki sosok yang sangat penting, yang selanjutnya mejadi amanah bagi warga  Persis untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangannya, kalau Muhammadiyah punya konsen pada gerakan sosial dan pemikiran agama mengikuti gerakan sosialnya, maka Persis lebih terdepan di dalam pemikiran keagamaan yang mendesak, tandas Syafiq M.

sambutan Wakli Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf

 Saifullah Yusuf , Wakli Gubernur Jawa Timur, memberi sambutan  pada musyawarah kerja nasional Persatuan Islam (Persis) kedua, bertempat di Pesantren Persis Bangil, Pasuruan Jawatimur. mengawali sambutannya beliau mengatakan kekagumannya kepada Pesantren Persis yang telah menelorkan para tokoh nasional. Seperti  A. Hasan, M. Natsir dan salah satunya sekarang ini Prof. H. Syafik Mughni. Beliau dulu pernah menimba ilmu di Pesantren Persis Bangil dan sekarang menjadi tokoh penting di Muhammadiyyah pusat- tandasnya.
Selanjutnya beliau sangat mendukung tema Muskernas II  yang menitikberatkan pada pendidikan, dakwah dan ekonomi, dengan thema " Peran jamiyyah Persis melalui bidang pendidikan, dakwah dan ekonomi umat bagi pembangunan bangsa"beliau mengatakanbahwa ekonomi syariah saat ini sudah banyak dilirik orang., karena  menurutnya paham sosialisme dan kapitalisme telah gagal dan sekarang orang diam-diam melirik  ekonomi syariah sebagai alteratif.
 Di akhir sambutannya wakil Gubernur Jawatimur : Saifullah Yusuf,  membuka musyawarah kerja Persis yang akan berlangsung tanggal 7 sampai 9 Oktober2011. salam  muskernas........

Ervina Muchlis

kel Ervina Muchlis- Lampung

Deni Hamdani

kel Deni Hamdani - Bandung